Monday, 24 October 2016

Suasana Kota Sepeninggalan Raja Bhumibol Adulyadej

Songkhla, 2559/ 2016. Sepekan setalah meninggalnya raja Thailand  Bhumibol Adulyadej, suasana duka semakin tampak mendalam. Raja yang menutup usia di umur yang ke 88 tahun itu dikenal sebagai raja yang bersahaja oleh rakyatnya. Kecintaan kepada rakyatnya membuat ia dicintai oleh rakyatnya di setiap pelosok negeri gajah Putih. Raja Bhumibol Adulyadej menjadi raja pada usia 19 Tahun, dan memimpin selama 70 tahun, oleh karena itu ia adalah raja terlama sepanjang sejarah di dunia.
Sebelumnya, pemerintah Thailand menetapkan masa duka/ berkabung selama setahun penuh. Mengingat hal itu pula, perbedaan yang mencolok di sekitaran kota Hatyai semakin tampak jelas. Suasana jalanan tidak seramai biasanya. Jalanan kota yang dulu dipenuhi oleh gambar Raja kini terliat kosong.
“Sebetulnya kami sangat berat untuk membuka semua gambar yang sudah bertahun-tahun terpasang” Ungkap seorang sopir tuk-tuk ketika saya tanya perihal tersebut. “Beliau sudah memimpin negeri ini sejak masih belia, kecintaan terhadap rakyatnya sangat besar, maka sekarang hampir dipastikan semua rakyatnya sedang berduka” imbuh sopir tuk-tuk yang lainnya.
Selain itu, suasana di sekitar taman dan tempat keramaian hampir dipenuhi pakaian berwarna hitam. hal tersebut berdasarkan keputusan pemerintahan Thailand untuk menghormati mendiang yang sudah meninggal. Sehubungan dengan hal itu, pakaian hitam yang ada di mall maupun yang dijual di tepi jalan kini menjadi mahal dalam waktu sekejap. “Mahal, karena banyak peminatnya” Ujar seorang penjaga toko di BIG-C Hatyai ketika saya bertanya perihal melonjaknya harga kaos berwarna hitam.
Saat ini rakyat Thailand menunggu dilantiknya Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn setelah dikabarkan bahwa dirinya meminta waktu untuk menyiapkan diri. Rakyat Thailand berharap Maha Vajiralongkorn akan bersahaja sebagaimana ayahanda yang memimpin negeri Gajah Putih. 

Friday, 30 September 2016

SUMBU

http://4.bp.blogspot.com
Setinggi apapun sumbu ku letak
bila kau siram minyak
ia menjalar, terbakar jua

Ternyalanya api diatas sumbu
basah, sedikit bau, namun menerangkan
panas, menyakitkan, namun menerangkan

Malang sekali engkau, Sumbu
dibasahi lalu dibakar
demi menerangi kafilah-kafilah malam

Adalah kita, sepasang cicak
di dinding yang terterangi olehnya.

Monday, 26 September 2016

Sajak Kau, Lilin dan Rembulan

http://santrigaul.net/cara-membuat-lilin/


Adalah kita kini dalam kegelapan
malam nan merajalela
Dinda, usah kau sibuk
mengatur letak lilin
supaya rupamu terlihat elok
sebab tanpa lilinrembulan tertunduk akan ayu paras mu
(Meja Guru, 26 Sept. 2016)
Hyd

Thursday, 8 September 2016

Sajak-Sajak Semesta

dok.pribadi
Adalah sulit bagiku memahami
setiap sajak-sajak semesta
dititipkan oleh-Nya diksi rumit dalam bola mata
ada sejuta lirik dan nada dalam lidahnya

Lalu pena ku hanya bak ranting patah
pena yang setengah hampir tak bertinta
berulang kali ku tulis,
aksaraku berantakkan menumpahkan
darah ketidakpahamanku atas mu

duhai engkau
sajak-sajak semesta
duduk lah yang manis
bersandinglah dalam kanvas-kanvas
usang pun jua kusam ini
selebihnya kan ku pahami kau
dalam sebait do'a

duhai....
wanita jelmaan sajak-sajak semesta

Th.08-09-16
Haiyudi

Wednesday, 7 September 2016

Hujan

hujan dan pergi
Malam ini hujan
aku tertawa geli di hadapan jendela
menghadap ke lapangan
"hujaaan" 
"hujaaan"
gumam ku

tidak ada yang lebih pedih dari hujan
dirahasiakan olehnya air mata insan 
tersebab perihnya perihal cinta.

tidak ada yang lebih mulia dari padang
diserapkannya air mata mulia hamba
tersebab perihnya perihal cinta.

Cinta? Katanya sih demikian.

Thailand, 7 September 2016
Hyd


Tuesday, 30 August 2016

Aku dan Strawberry



Suatu hari aku bertemu dengan penjual strawberry yang berjejeran di tepi jalanan. Aku terkagum melihat merahnya yang merona. Sana-sini aku memalingkan wajah agar tidak tergoda. Apalah daya, aku merupakan seorang yang terlalu menyukai buah-buahan.

Aku berjalan menuju penjual strawberry yang bertama. Berpura-pura menanyakan harga strawberry seakan aku yakin hendak membelinya. Dalam benakku yang terbayang hanyalah manis. Mengapa? Karena wajahnya merah, kulitnya menggoda serta bentuknya menarik hati. Ternyata ibarat pepatah, jangan menilai buku hanya dari sampulnya saja. Apa yang ku saksikan di mata sungguh berbeda di lidah. Strawberry tidak begitu manis, Justeru cenderung asam. Bahkan sangat asam sejak gigitan pertama.

Selanjutnya aku pergi menuju penjual yang kedua di sebelahnya. Aku mendapati buah strawberry yang sama. Bentuk yang menggoda, warna yang tak ubah serta tekstur yang serupa. Aku kembali meminta izin untuk mencicipi. Dengan senang hati si penjual kedua memberiku strawberry yang paling manis "katanya". Aku mencicipi namun semua tetap sama. Tidak ada bedanya dengan penjual yang pertama. Rasanya tidak semanis yang ku bayangkan. Terus aku berpikir untuk mencoba mencicipi strawberry i pedagang selanjutnya. Sampai sekitar 7 kis strawberry ku datangi, aku tidak menemukan strawberry yang ku anggap manis sesuai prediksiku.

Tibalah aku di kios strawberry yang ke delapan, atau yang terakhir, Aku mencoba mencicipi dengan penuh harapan menemukan yang manis sesuai keinginan. Tiba-tiba penjual berbisik padaku "Anak muda, kau tak akan perah mendapatkan yang sempurna. Yang sesuai dengan yang kau inginkan. Seseorang yang merasakan manis bukan mereka yang tidak bisa merasakan asam. Tetapi justeru mereka yang selalu bersahabat dengan rasa asam dan pahit"

Hidup itu bukan tentang mencari yang manis, namun bagaimana bersahabat dengan yang asam. Maka, bila kau menemukan yang manis, hidupmu lebih bermakna dan luar biasa. Lalu bila kau menemukan yang masam, kau tidak akan apa-apa.


#hyd

Sunday, 28 August 2016

Hitam Putih Kenangan

Malam ini aku terduduk
memeluk lutut setengah kedinginan
beranjak saja aku enggan
tiba-tiba
satu cahaya, menuntunku berjalan
daguku bergetar hebat
angin malam datang serupa kenangan
hampir rapuh aku dalam malam
menelusuri lorong dengan satu pelita

malam ini aku terduduk
membuka jendela menatap sejuta bintang
tersenyum selebar purnama 15 agustus
tiba-tiba
satu cahaya, menuntunku berjalan
sekejap dia hilang dan tak ada
menggigil aku gelugutan
mati tertimpa hujan lebat dan malam

Sayup-sayup ku dengar
Cinta bersabda, begitulah, Bujang
hitam putih kenangan
kadang menyubur, kadang mengubur


Thailand. 28 Agustus 2016
Hyd

Pigura