Sunday 9 November 2014

Puisi Rangga dan Cinta

Tentang Seseorang
Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci


Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Bosan Aku dengan penat,
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika Ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri
bosan aku dengan penat




 Aku Ingin Selamanya
Ketika tunas ini tumbuh, 
serupa tubuh yang mengakar.
Setiap nafas yang terhembus adalah kata. 

 
Angan, debur dan emosi bersatu dalam jubah berpautan. 
Tangan kita terikat… Lidah kita menyatu… 
Maka setiap apa yang terucap adalah sabda pendita ratu. 
Hahhh... Di luar itu pasir… Di luar itu debu… 
 
Hanya angin meniup saja lalu terbang hilang tak ada. 
Tapi kita tetap menari, menari cuma kita yang tahu. 
Jiwa ini tandu… Maka duduk saja… 
Maka akan kita bawa ... Semua… 
Karena kita adalah satu.




Ada Apa Dengan Cinta
perempuan datang atas nama cinta
bunda pergi karna cinta
digenangi air racun jingga adalah wajahmu
seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan

ada apa dengannya
meninggalkan hati untuk dicaci
lalu sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa

ada apa dengan cinta
tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya.
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu,itu saja.

No comments:

Post a Comment

Pigura