Masa silam tak akan pernah benar-benar hilang. Percayalah ia sudah memiliki ruang tersendiri. Semakin kuat kau memintanya pergi, dekapannya semakin dalam di hati, merengguh jiwa sunyimu tatkala sendiri. Namun cobalah berdamai dengan hati, siapa tahu kelak kau dapat bercanda sembari menikmat kopi. Hanya bedanya, kau sudah beristri, sedang ia sudah bersuami. Sejarah kan mencatat bahwa kalian pernah bermimpi melihat purnama dari bingkai jendela yang sama. Namun, biarkan itu menjadi legenda. Selamat malam, legendaris :-)
|
Dok. Pribadi (Ayuttaya, Thailand, Desember 2015) |
Masa Silam
Oleh: Hyd
Aku seperti jatuh dalam lubangku sendiri
dalam lembah rindu masa silam
yang ku gali tanpa ku sadari
terhuyung angin diiringi seruling
dalam sekali menusuk hingga tulang
aku rapuh rayuan ilalang untuk satu kenangan
Tertawa merajalela
Rindu yang melegenda
serupa bait puisi Rendra
ataukah a red, red rose Robert Burn?
Entahlah
sang legendaris cinta datang
membuka jendela masa silam
membelai lembut kenanganku
serupa angin malam ini, membawaku
sejuta bintang canda tawa
seakan tertidur lendut di matanya
serupa satu wajah kekasih
tersenyum atas nama purnama
terlelap syahdu di raut wajahnya
Sekali lagi ku panggil namanya
Cinta, aku rindu...
Mendekati tengah malam ini
aku msih tersenyum sendiri
lalu engkau, cinta...
lelaplah bersama sejuta puisiku dahulu
untuk bait terakhir
adakah puisiku yang lebih romantis
daripada do'a kepada-Nya untukmu yang satu?
Ditulis di
Songkhla, Thailand
20 Juli 2016
#hyd