Wednesday 3 August 2016

SABDA ALAM UNTUK INDONESIA

http://www.sbs.com.au/
senyumlah walau itu palsu 
bangkitlah walau tak selalu tegak 
bersenandunglah walau tak bernada 
tertawa, walau sebenarnya kita menangis 
Indonesiaku..... 
megah namun telah musnah 
yang tersisa hanya debu-debu kedustaan 
Indonesiaku... 
indah tapi kini telah sirna 
yang tampak hanya puing-puing kesedihan 
ketika nyanyian alam terdengar 
dengarkanlah!
ketika bumi mulai bergetar 
kasakanlah!
ketika butiran nyawa tak lagi berharga 
lihatlah!
pulau yang asri kini penuh noda 
penguasa yang jujur tak lagi ada 
nyanyian rakyat seakan percuma 
maka ketahuilah 
sabda alam 
itulah dia

Ditulis ulang:
Thailand, 2016
Hyd

Sajak Untuk Wanita

http://www.palingyess.com/
Dari tulang rusuk lah kau diciptakan
bukan kepala
sebagai atasan
pun bukan kaki
untuk direndahkan
melainkan dari satu sisi
untuk dijadikan pendamping

Dekat dengan tangan
untuk dilindungi
Pula dekat dengan hati
untuk dicintai

Ditulis ulang
oleh: Hyd

(Tak) Serupa Gugur Bunga

https://www.google.co.th
rindu ini tak serupa gugur bunga
yang jatuh seribu dalam satu masa
kadang di puja pujangga
kadang pula dilupakan pena-nya
hanya musim yang setia menantinya
Juwita....
rinduku jatuh berlahan satu persatu 
lalu ku titip ke tangan Tuhan
namun,
musimnya masih sama, kan :-) ?

Ruang Atas,
th, 2016

Hyd

Monday 1 August 2016

Surat Untuk Rembulan

mhdfaisal.files.wordpress.com

Suatu sore, di satu desa
aku, berlari mendekati lampu jalanan yang terang di tengah senja. Bergegas mencari penerangan saat mendung telah tiba. Rembulan malam lah yang ku temukan di antara gemerlap sinar pelita jalanan. Terang menyinari, indah mewarnai. 
Namun waktu tak berpihak padaku. Begitu jahat sang awan merenggut kehadirannya. Ia hilang, jauh dan pergi, selanjutnya lenyap dan tak kembali. 
Oh,...... rupanya musim telah berganti.
Musim penghujan tiba, 
Siang dan tak peduli malam, ia (hujan) terus saja membasahi bumi. Saat itu aku sadar bahwa aku bagaikan pemburu liar yang tak mengerti batasan, yang tak mengerti aturan. Bagaimana tidak, hanya akulah satu-satunya penikmat malam yang mencari rembulan di dalam hujan dan petir. 
Ah.... lupakan saja rembulan, barangkali ada bintang-bintang, gumamku sembari senyum.
Untukmu rembulan; Mati besok setelah mengenalmu adalah kebanggaan bagiku, dibandingkan aku hidup abadi di dunia ini namun tanpa mengenalmu. Ah lebaynya aku....
Ku minta, henyahlah kau rembulan hingga musim berakhir. Sekiranya musim telah berganti, datanglah! aku ingin menyaksikan kau bersinar seperti semula. Menerangi setiap pojok belahan bumi. 
Yah.. datanglah lagi ke peraduanmu. Bertenggerlah di ranting, agar bisa ku saksikan lewat jendela kamarku.
Sebab, bila saatnya aku jatuh cinta sama satu bintang, ku ingin melihat kau (rembulan) kembali purnama. 

Thailand, Agustus 2016 
Ditulis oleh:
Hyd



Sunday 31 July 2016

Ranjang Bambu

Ranjang Bambu

Malam ini aku tidak bisa menulis
rembulan tak ada
bintang hangus
malam pekat
sunyi menggeliat
lantas?
dimana ku temukan sajak sajakku?

sampai pada akhirnya,
biru pena ini tak lagi berguna
enyah, sirna, hilang dan lenyap
ku buang jauh serupa angin masa silam
lantas?
kepada siapa aku mengadu (h)?

malam ini,
adalah dinding yang paling mulia
disimpannya cerita lebam wajahku karena mu.
adalah pelita yang paling tercinta
diserapkannya cahaya mata ku nan berkaca
adalah ranjang bambu yang ku sayang
dirahasiakannya ratapan rindu "korang"

Thailand, The end of July, 2016
@Ranjang Bambu


#hyd

Pigura