Malam ini aku terduduk
memeluk lutut setengah kedinginan
beranjak saja aku enggan
tiba-tiba
satu cahaya, menuntunku berjalan
daguku bergetar hebat
angin malam datang serupa kenangan
hampir rapuh aku dalam malam
menelusuri lorong dengan satu pelita
malam ini aku terduduk
membuka jendela menatap sejuta bintang
tersenyum selebar purnama 15 agustus
tiba-tiba
satu cahaya, menuntunku berjalan
sekejap dia hilang dan tak ada
menggigil aku gelugutan
mati tertimpa hujan lebat dan malam
Sayup-sayup ku dengar
Cinta bersabda, begitulah, Bujang
hitam putih kenangan
kadang menyubur, kadang mengubur
Thailand. 28 Agustus 2016
Hyd
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Cerpen ini menang dalam lomba penulisan cerpen dan sudah dibukukan dalam Kumpulan Cerpen yang diterbitkan oleh Pena Indis ISBN: 798-60...
-
Refleksi Pembelajaran Minggu ke 12 Pada pertemuan minggu ini, mahasiswa belajar tentang perbedaan antara video dan film, cara menggun...
-
Pigura Kayu (Terdokumentasi dalam kumpulan puisi Padang Keladi) Pigura membawaku ke seberang pulau memahat ayu wajah ibu, ku tatap s...
No comments:
Post a Comment